RSS

Pantangan mama hamil

Pantangan mama hamil



Makanan terlarang bagi ibu hamil
Anda sedang hamil? Siap-siap mencoret beberapa makanan atau minuman dalam menu sehari-hari ya... Bagi Anda yang gemar bertualang dalam dunia cita rasa, kehamilan mungkin terasa bagai sebuah ‘ganjalan’. Pasalnya, demi menjaga kesehatan si kecil, Anda ‘kebanjiran’ petuah seputar apa yang boleh dikonsumsi dan apa yang harus benar-benar dipantang. Berikut jenis-jenis makanan yang perlu dikenai ‘lampu kuning’, atau bahkan ‘lampu merah’. Selebihnya? Anda bebas mengombinasikan berbagai bahan pangan, asal tetap bergizi seimbang.

Lampu merah: Makanan mentah atau setengah matang

Penyebab: Bahan pangan mentah atau setengah matang mungkin saja tercemar kuman penyakit, sehingga menimbulkan infeksi. Misalnya, bakteri Listeria (mengakibatkan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan), bakteri Salmonella (memicu keguguran), parasit Toksoplasma (janin berkondisi abnormal), serta bakteri E. coli (merusak usus dan ginjal).

Boleh dikonsumsi? Boleh saja, asal daging sapi (termasuk daging olahan seperti sosis atau burger),
unggas, serta ikan dimasak hingga benar-benar matang. Anda tetap bisa makan sushi, namun pilih sushi vegetarian atau yang dagingnya dimasak matang. Untuk memastikan daging olahan benar-benar matang, gunakan termometer khusus untuk daging.

Hindari: Bahan pangan apapun yang tidak diproses hingga matang, seperti telur mentah, daging setengah matang, kerang mentah, sashimi, sushi mentah, dan lain-lain. Juga, hindari makanan olahan dari telur mentah, seperti dressing untuk salad dan mayonnaise segar.

Lampu kuning: Seafood

Penyebab: Protein, zat besi, serta asam lemak omega-3 dalam makanan laut memang bisa membantu meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Malah, menurut penelitian yang dilakukan di Inggris, kekurangan konsumsi makanan laut selama masa kehamilan bisa mengakibatkan lemahnya kemampuan verbal, gangguan perilaku, serta masalah tumbuh kembang lain pada anak. Namun, Anda tetap mesti berhati-hati, karena beberapa jenis makanan laut mengandung logam merkuri yang berkadar tinggi, sehingga bisa menghambat pertumbuhan sistem saraf janin.

Boleh dikonsumsi? Anda masih boleh menyantap salmon (kalau bisa, pilih ikan salmon yang segar dan tidak diternakkan), udang, teri, dan kakap maksimal 340 g per minggu. Batasi konsumsi ikan tuna hingga tidak lebih dari 170 g seminggu.

Hindari: Ikan hiu, sushi mentah, seafood yang diasapkan, serta jenis ikan apapun yang berasal dari air laut atau sungai yang telah terpolusi. Catatan: Semakin besar ukuran serta tua usia ikan, semakin tinggi pula kadar polusi dalam tubuhnya.

Kafein dan teh herbal

Penyebab: Kafein bisa ’menembus’ plasenta, sehingga akan memengaruhi detak jantung serta sistem pernapasan janin. Bahkan, beberapa studi menyebutkan, minum kopi secara berlebihan erat kaitannya dengan rendahnya berat badan lahir bayi dan meningkatkan risiko mengalami keguguran dan janin meninggal saat lahir.

Boleh dikonsumsi? Selama hamil, Anda boleh mengonsumsi kafein hingga tidak lebih dari 300 mg per hari (kira-kira sebanyak 2-3 cangkir kopi). Meski jumlah tersebut termasuk aman, ini bukan berarti kafein yang Anda konsumsi tidak akan menimbulkan risiko apapun. Sebagai perbandingan: 240 ml kopi mengandung 150 mg kafein, 350 ml minuman bersoda mengandung 35-50 mg kafein, serta 240 ml teh hitam mengandung 40 mg kafein. Minuman lain yang termasuk aman bagi Anda adalah teh celup tanpa kafein yang diberi perasa tambahan, seperti sitrus, jahe, dan peppermint.

Hindari: Teh herbal yang diramu dengan daun raspberry atau rosemary, sebab bisa memicu terjadinya kontraksi. Sayangnya, tidak semua kemasan teh mencantumkan secara mendetail bahan-bahan herbal yang digunakan sebagai campuran. Dan meski pada label kemasan tertulis diperuntukkan bagi wanita hamil, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter.

Keju dan produk susu lainnya

Penyebab: Produk dari susu mentah atau belum dipasteurisasi (dipanaskan sampai suhu 60°C selama 30 menit untuk membunuh bakteri) bisa mengandung sejumlah kuman, yaitu Listeria, Salmonella, E. coli, dan lain-lain, yang menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Boleh dikonsumsi? Boleh. Di antaranya adalah susu dan yogurt yang telah melalui proses pasteurisasi, serta keju keras.

Hindari: Susu mentah, serta keju lunak seperti keju Brie, Camembert, Feta, Blue Cheese, dan Roquefort (kecuali pada label tertera dibuat dari susu yang telah dipasteurisasi).

Pemanis buatan

Penyebab: Meski efek samping bahan pemanis tambahan terhadap tumbuh kembang janin masih belum diketahui secara pasti, sejumlah pakar melarang wanita hamil mengonsumsi pemanis buatan.

Boleh dikonsumsi? Dalam batas wajar, sakarin, aspartam, serta splenda masih boleh dikonsumsi.

Hindari: Minuman yang tinggi gula. Lebih baik Anda banyak-banyak minum air putih atau jus buah segar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

PASANGAN KEKASIH






SAAT INDAH DENGANNYA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

proposal ptk w

I. Judul Penelitian
Implementasi Metode Sosiodrama dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Muara Bakti 01 kelas V Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi)
II. Latar belakang
Pendidikan menurut Jhon Dewey adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia (Ahmadi, 2003:69). Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas.
Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2000:35). Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi / metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen- komponen tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara bersama-sama.
Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa siswa kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka, ditanggapinya, dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental, keterampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini.
Melalui pengajaran IPS seperti yang digambarkan di atas diharapkan terbinanya sikap warga negara yang peka terhadap masalah sosial yang memberikan pelajaran yang membantu siswa untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya melalui pelajaran IPS. IPS merupakan pelajaran yang memadukan sejumlah ilmu-ilmu sosial yang mempelajari kehidupan sosial, yang didasarkan pada kajian geografi, ekonomi, sosiologi, tata negera dan sejarah.
Keuntungan paduan dari jumlah ilmu-ilmu sosial menjadi IPS adalah pengertian siswa akan lebih mendalam dan minatnya juga akan lebih besar, karena ia lebih menghayati hal - hal yang dipelajarinya. Di samping itu dalam masyarakat pada umumnya bersifat kompleks dan tidak dapat dipahami dengan pandangan satu segi saja. Dengan IPS problem tersebut dapat dipahami dari berbagai segi yaitu dari segi geografi, sejarah, antropologi dan sebagainya.
Guru mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena guru merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu guru harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponen-komponen pengajaran. Guru yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal. Oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada siswa, karena siswa merupakan komponen pokok dan subyek didik. Sedang guru berfungsi sebagai pendorong, pembimbing, pengarah, pembina pertumbuhan dan perkembangan siswa (Usman, 1999:21)
Peningkatan prestasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang bermakana, yakni pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif siswa baik fisik, mental, intelektual dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan guru di dalam mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar, jika guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang.
Untuk memilih metode mengajar seorang guru tidak bisa sembarangan, karena banyak faktor yang mempengaruhi dan patut dipertimbangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (Djamarah, 2005:222), yaitu :
1. Tujuan dengan berbagai jenis fungsinya
2. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
3. Situasi dengan berbagai keadaannya.
4. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
5. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
Merujuk pada hal tersebut di atas penulis mengangkat permasalahan dan mengatasinya dengan memfariasikan proses pembelajaran yang sudah ada dengan menggunakan metode yang dapat menarik siswa dan lebih meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Adapun metode yang dianggap dapat meningkatkan pengetahuan, kefektifan, dan kreatif siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yaitu metode sosiodrama.
Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djamarah, 2005:238). Beberapa sarjana yaitu Gilliom, Joyce, dan Well (Supriatna et al. 2005:141) memasukkan sosiodrama sebagai bagian dari bermain peran. Namun antara sosiodrama dan bermain peran terdapat perbedaan,perbedaan yang paling mencolok ialah dimana bermain peran lebih luas ruang lingkupnya sedangkan sosiodrama hanya membatasi pada permasalahan yang berkenaan dengan aspek social dalam masyarakat.
Penggunaan metode pembelajaran pada saat melaksanakan pembelajaran IPS saat ini membuat siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran IPS.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk memberikan solusi bagaiaman upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk itu penulis memberi judul penelitian tindakan kelas dengan judul ” Implementasi Metode Sosiodrama dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Muara Bakti 01 kelas V Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi)

III. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD sebelum menggunakan metode sosiodrama?
2. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD sesudah menggunakan metode sosiodrama?
IV. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD sebelum menggunakan metode sosiodrama?
2. Mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama?
3. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD sesudah menggunakan metode sosiodrama?
V. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai ajang latihan untuk melatih daya nalar dan mengasah intelektualitas peneliti. Juga sebagai bukti dan implimentasi dari ilmu yang di terima di bangku kuliah, sekaligus untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).
2. Bagi siswa :
a. Meningkatkan proses/hasil belajar siswa;
b. Guru melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.


3. Bagi Lembaga/Sekolah
Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar yang bermanafaat bagi sekolah.
VI. Klarifikasi konsep
Dalam kajian ini terdapat istilah-istilah yang dianggap perlu dijelaskan maknanya guna memenuhi rambu-rambu penelitian dan juga memahami makna yang dimaksud didalam naskah penelitian. Istilah-istilah yang dimaksud adalah :
A. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yanng terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djamarah, 2005:238). Selanjutnya beberapa sarjana memasukkan dramasosial sebagai bagian dari bermain peran, namun terdapat perbedaan antara bermain peran dengan sosiodrama, bermain peran lebih luas ruang lingkupnya sedangkan dramasosial hanya membatasi pada permasalahan yang berkenaan dengan aspek sosial dalam masyarakat (Suriatna, 2007:141).
B. Pembelajaran IPS
Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya keterampilan pembelajaran.
Secara operasional, perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah serangkaian proses pembelajaran yang telah dicapai oleh setiap peserta didik dalam mata pelajaran IPS di kelas V. Dalam hal ini mempunyai makna peningkatan hasil pembelajaran dalam mata pelajaran IPS di SD.
VII. Ringkasan Kajian Teoritis
A. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yanng terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djamarah, 2005:238). Selanjutnya beberapa sarjana memasukkan dramasosial sebagai bagian dari bermain peran, namun terdapat perbedaan antara bermain peran dengan sosiodrama, bermain peran lebih luas ruang lingkupnya sedangkan dramasosial hanya membatasi pada permasalahan yang berkenaan dengan aspek sosial dalam masyarakat (Supriatna, 2007:141).Kemudian menurut Prof.Dr.Oemar Hamalik bermain peranan atau teknik sosiodrama adalah jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antarinsani. Teknik ini bertalian dengan studi kasus, tetapi tes tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka berinteraksi antarindividu tersebut dalam bentuk dramatisasi.
Tujuan sosiodrama sesuai dengan jenis belajar adalah sebagai berikut :
 Belajar dengan berbuat
 Belajar melalui peniruan (imitasi)
 Belajar melalui balikan
 Belajar melalui pengkajian, penelitian, dan pengulangan
Organisasi sosiodrama :
Ada tiga pola organisasi yakni sebagai berikut :
1. Bermain peranan tunggal ( single role-play)
2. Bermain peranan jamak (multiple role-play)
3. Peranan ulangan (role repetition). ( Hamalik, 2002:199-200)
a. Kelebihan dan kelemahan metode sosiodrama :
Kelebihan metode sosiodrama :
1) Siswa terlatih berinisiatif secara kreatif.
2) Kerjasama antarpemain dapat ditumbuhkan dan bina dengan sebaik-baiknya.
3) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Kekurangan metode sosiodrama
1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif.
2) Banyak memakan waktu, baik untuk persiapan maupun waktu pelaksanaan pertunjukan.
3) Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang terkadang bertepuk tangan dan berperilaku lainnya (Djamarah, 2005:240-241).



b. Langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama :
• Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan tekhnik ini, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapakan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat, maka kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya. Dan siswa yang lain jadi penonton dengan tugas-tugas tertentu pula.
• Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat siswa.
• Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil untuk mengatur adegan yang pertama.
• Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.
• Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya.
• Siswa yang tidak turut main harus menjadi penonton yang aktif.
• Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dalam dialog.
• Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan,agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum.
• Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya belum terpecahkan, maka perlu dibuka tanya jawab, diskusi atau membuat karangan yang berbentuk sandiwara (N.K, 2008:91-92).

B. Pembelajaran
Ada yang mengartikan bahwa pembelajaran adalah yang mengutamakan hasil dan memberikan peluang yang tinggi bagi guru dan siswa untuk aktif, inovatif, sarana dan prasarana yang bagus (Yudrik Yahya, 2003:9)
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diobservasi:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
C. IPS
Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran ditingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah ”Social Studies”dalam kurikulum persekolahan negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerila Serikat (Sapriya et.al. 2006:3). IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89).
Menurut Kosasih Djahiri (1979:2) mengatakan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya yang kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajran tingkat persekolahan.
Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.[1] Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
VIII. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas bersifat melakukan perbaikan pembelajaran terutama dari dalam kelas. Oleh karena itu, metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan kelas (action Research Class Room), yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, K;1998/1999:4).
Hopkins (1993:44 dalam wiriaatmadja, 2008:11) bahwa “pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.”
Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993, dalam Wiriaatmadja, 2008:11) mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapai dalam situasi darurat dan membantu mencapai tujuan ilmu sosial dengan kerjasama kerangka etika yang disepakati.
Sedangkan Kemmis (1983, dalam Wiriaatmadja 2008:12) menjelaskan bahwa penlitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan.
Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Penelitian tindakan kelas (action research class room), menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian pendidikan yang mengarahkan pengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatis dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisisr penyelidikan reflektif kedalam pengajarandi kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang di rancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (peserta didik, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktek-praktek yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan (Iskandar, S. dalam jurnal pendidikan, vol 1 (1);2006:2)
Sedangkan pendekatannya digunakan kualitatif, yakni metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instru,men kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono,2007:1).
Jenis dari metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SDN Muara Bakti 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi ini bersifat perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran tersebut dimaksud adalah perbaikan dalam pembelajran IPS. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup sekali saja, melainkan berulang-ulang dari siklus satu ke siklus berikutnya., sehingga kualitas dan hasil pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara optimal. Proses siklus akan berhenti apabila peneliti merasakan kepusan terhadap apa yang diperolehnya dan semakin mantap model tindakan yang dilakukannya. Karena itu peneliti harus memiliki model desain penelitian tindakan kelas.




R E F L E C T I F P L A N







O B S E R V E

A C T I O N




R E F L E C T I F P L A N








O B S E R V E


A C T I O N




Gambar 1 : Model Desain Kemmis & McTaggart
Penjelasan :
Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993:48) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Pada tahap plan (perencanaan) dirancang strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Pada tahap action (tindakan), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati. Pada tahap observe (pengamatan), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang terjadi. Pengamat juga mencatat dalam buku hariannya. Pada tahap reflectif (refleksi), mengevaluasi jalannya siklus dengan memperhatikan hal-hal yang dapat menghambat jalannya siklus. Pada tahap berikutnya Revised Plan (merevisi perencanaan) meupakan siklus berikutnya dengan cara mengulang siklus yang pertama tapi diperbaiki pada tahap-tahap yang kurang baik. Apabila hasil belum sesuai maka siklus diulang sampai berkali-kali sampai peneliti merasa sesuai dengan hasilnya.

2. Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen penelitian merupakan langkah penting dalam pola penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara, metode angket atau kuesioner instrumennya berupa angket atau kuesioner, metode tes instrumennya berupa soal tes.
Adapun instrumen yang digunakan peneliti, diantaranya :
• Instrumen tes
Tes dapat berupa pertanyan, lembar kerja, atau sejenisnya yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, bakat, dan kemampuan dari peserta didik. Lembar instrumen berupa tes ini terdiri dari soal-soal tes yang terdiri dari beberapa butir soal. Setiap butir soal mewakili satu variabel. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan dari peserta didik mengenai mata pelajaran IPS.
• Instrumen angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ingin diketahuinya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menyukai pelajaran IPS.
• Instrumen observasi
Observasi dalam suatu penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Tujuannnya untuk mengetahui keadaan sekolah, kelas, peserta didik, dan pembelajaran.


IX. Lokasi dan subjek penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Muara Bakti 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi
Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas V SDN Muara Bakti 01 yang berjmulah 45 orang, 22 orang laki-laki dan 23 orang perempuan.
Pertimbangan peneliti mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas V telah mampu dan memiliki kemandirian dalam belajar karena telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup.
X. Sistimatika Pembahasan
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistimatika pebahasan sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, defenisi operasional, metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, metode pembahasan, sumber data serta analisa data sedangkan sub yang terakhir adalah sistematika pembahasan.
Bab II
Memuat landasan teori implementasi metode sosiodrama dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPS SD.

Bab III
Bab ini peneliti akan memaparkan seluruh persyaratan dan criteria penulisan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu tekhnik penulisan dengan menggunakan sebuah metodologi tertentu berikut tekhnik pengumpulan data atau informasinya. Karena penelitiam ini menggunakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomelogi.
Bab IV.
Memuat tentang gambaran umum subyek penelitian yang meliputi: Lataar belakang berdirinya SDN Muara Bakti 01, Letak giografis SDN Muara Bakti 01, struktur Organisasi SDN Muara Bakti 01, Visi dan Misi SDN Muara Bakti 01 dan data tentang kajian pokok penelitian yaitu implementasi metode sosiodrama dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa.
Bab V.
Dalam bab ini menyajikan tentang implementasi metode sosiodrama dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPS SD.
Bab VI
Penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat untuk menjadi pertimbangan lebih lanjut.
XI. Agenda Kegiatan Penelitian
Penelitian direncanakan membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan Mei 2011 dengan perincian jadwal kegiatan sebagai berikut:
RANCANGAN KEGIATAN PENYUSUNAN PTK SEMESTER 8 TAHUN 2011
NO Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan proposal
2. Bimbingan
3. Penulisan Bab I
4. Penulisan Bab II
5. Pengumpulan Data
6. Pengolahan Data
7. Penulisan Bab III
8. Penulisan Bab IV
9. Penulisan Bab V
10. Penyempurnaan naskah
11. Ujian sidang


Daftar Pustaka
1. Ahmadi.dkk.(2006).ilmu pendidikan.(2003).Jakarta:PT Rineka
2. Ahmadi, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

3. Anita W, Sri. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
4. Arikunto Suharsimi. Prof. Dr. Edisi Revisi V.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta :PT Rineka Cipta.
5. Djamarah,syaiful bahri.(2005).Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekatan teoritis psikologis.Jakarta:PT Rineka
6. Fathoni, A. (2006). Penelitian dan Teknik Penyusunan skripsi. Jakarta : Rineka Cipta.

7. Hermawan, R dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

8. Kasbolah, K (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi PPGSD.

9. Moleong, Lexy J., 2001, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
10. Sapriya.dkk.(2006).konsep dasar ips.Bandung:UPI Press
11. Sapriya, dkk. (2006) Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press.

12. Sapriyadi.Dkk.(2007).pengembangan pendidikan ips di sd.Bandung:UPI Press

13. Sukirman, D. dan Jumhana, N. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : UPI Press.
14. Suryanto, Adi. Dkk. (2009). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
15. Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
16. ______. (2007). Kurikulum Satuan Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Model Silabus Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
17. ______ (2006). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Dasar Kelas VI . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
18. http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/
19. http://id.wikipedia.org/wiki/IPS












IMPLEMENTASI METODE SOSIODRAMA
DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri muara bakti 01 kelas v kecamatan babelan kabupaten bekasi)



PROPOSAL PENELITIAN


Diajukan untuk Mengikuti Seminar Proposal Penelitian
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia











Oleh
IDRIS AFANDI
NIM : 0702262






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

gaji guru naik

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa gaji pendidik, guru, dan dosen akan mengalami kenaikan hingga lebih dari 50 persen pada 2010.

"Dengan adanya kenaikan anggaran pendidikan menjadi minimal 20 persen dari belanja negara, yang mendapat cukup banyak adalah para pendidik, guru, dan dosen," kata Menkeu di Gedung DPR Jakarta, Rabu (3/6).

Menkeu menyebutkan, kenaikan gaji PNS dan anggota TNI/Polri pada 2010 hanya akan mencapai 15 persen, itu pun termasuk uang lauk pauk.

"Khusus untuk pendidik, guru, dan dosen, kenaikannya akan lebih dari 50 persen dan akan dihitung berdasarkan golongannya," katanya.

Menurut Menkeu, yang juga agak aneh adalah bahwa pemerintah melalui APBN juga harus membayar tunjangan profesi kepada pendidik, guru, dan dosen swasta. "APBN juga harus membayar tunjangan profesi guru dan dosen non-PNS asal mereka bersertifikat. Ini mengikuti ketentuan UU tentang pendidikan," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Oknum PSSI Dituding Atur Laga Final Piala AFF Liputan 6 Liputan 6 - Selasa, 1 Februari

Oknum PSSI Dituding Atur Laga Final Piala AFF
Liputan 6
Liputan 6 - Selasa, 1 Februari

* Kirim
* Kirim via YM
* Cetak

Liputan6.com, Jakarta: Dugaan adanya oknum PSSI yang "mengatur" pertandingan dalam Final Piala AFF antara Indonesia melawan Malaysia kembali menyeruak ke permukaan Senin, (31/1), menyusul aduan Eli Cohen melalui surat elektronik kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Surat yang dikirim pada Ahad (30/1) itu menyebutkan adanya kejanggalan terkait hasil akhir laga yang akhirnya mandek dengan skor 3-0 untuk Malaysia. Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Itu, menurutnya, merupakan permainan atau skandal suap yang dilakukan Bandar Judi Malaysia dengan petinggi penting PSSI.

"Dengan kekalahan tim Indonesia baik Bandar judi maupun dua oknum PSSI meraup untung puluhan miliar rupiah," ujar Eli yang mengaku pegawai Ditjen Pajak itu.

Untuk melancarkan operasi, dua pengurus PSSI sempat masuk ke ruang ganti pemain dan memberikan instruksi skenario busuk kepada oknum pemain yang akhirnya berulah hingga menjatuhkan mental seluruh skuad. Selain itu, gangguan sinar laser dalam laga tersebut disinyalir bagian dari skenario guna menutupi skenario tersebut.

Eli juga mengadukan kasus suap itu ke Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua KPK, Ketua DPR, dan Ketua KONI. (ADI/YUS)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)